Pondok pesantren merupakan tempat belajar santri dan santriwati yang bertujuan untuk mendalami ilmu agama Islam. Pembelajaran agama Islam di pondok diasuh oleh Kyai yang tinggal atau bermukim dalam satu lokasi. Mayoritas pondok pesantren menerapkan sistem asrama yang dapat menimbulkan permasalahan dalam aspek sanitasi. Berbagai penyakit berbasis lingkungan dapat timbul diantaranya yang sering menjadi masalah di Ponpes adalah diare, kudis, ISPA, dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh lingkungan kurang sehat di Pondok Pesantren.

                Sanitasi Ponpes pada dasarnya merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan lingkungan fisik di dalam pondok pesantren. Beberapa sarana sanitasi yang dilakukan monitoring diantaranya ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan hunian, penerangan, konstruksi bangunan, pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih. Berdasarkan hasil inspeksi yang dilakukan pada 15 September 2022 di Pondok Pesantren Wahyu Hidyatul Islam Desa Kloposawit, didapatkan hasil bahwa kepadatan hunian tidak memenuhi syarat yang telah diatur dalam peraturan perundangan. Penerangan alami pada ruang belajar berkisar antara 160-165 lux yang artinya masih berada di bawah batas standar yang ditentukan (200-300 lux). Kelembaban juga menjadi aspek penilaian dalam pengawasan lingkungan fisik pondok, dimana standar yang diperbolehkan adalah 60% - 70%, sedangkan dari hasil inspeksi didapatkan hasil kelembabab 87,1%. Selain itu, konstruksi bangunan yang kuat dan kokoh menjadi nilai plus dalam pondok pesantren ini. Lingkungan yang bersih dan nyaman sudah terlihat karena diberlakukannya jadwal piket untuk para santri.